Rabu, 30 November 2011
Pilot Project Pengembangan CBM di Indonesia (Badan Litbang ESDM) dipicu oleh hasil asesmen sumberdaya CBM tahun 2003, yang memkirakan bahwa sumber daya CBM di Indonesia sebesar 453 TCF yang tersebar pada 11 cekungan batubara dan migas, salah satunya Cekungan Sumatera Selatan sebesar 180 TCF.
Kegiatan Pilot Project dimulai pada Tahun 2003 dengan melakukan kegiatan antara lain Studi Kelayakan, Studi Lingkungan, Kajian Regulasi (Kepmen CBM). Selanjutnya pada tahun 2004 dimulai Pemboran sumur CBM pertama hingga kedalaman 600 meter dengan mengambil sejumlah core pada seam batubara untuk diteliti potensinya. Pada tahun 2004 tersebut juga dihasilkan Draft Kepmen CBM yang disampaikan kepada Direktorat Jenderal Migas.
Pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 dilanjutkan dengan pemboran 4 sumur CBM (Sumur CBM 2, 3, 4, dan 5) kedalaman rata-rata mencapai 1000 meter sampai menembus lapisan batubara pada seam-5. Pada tahun 2006 diterbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 33 tahun 2006 tentang Pengusahaan Gas Metana Batubara (CBM), yang merupakan hasil kajian regulasi CBM yang telah dimulai pada tahun 2003.
Tahun 2007 ini dilakukan penelitian dengan kegiatan ke tahap penyelesaian sumur dan pelaksanaan operasi dewatering, meliputi perforasi dan fracturing serta uji lapisan dibeberapa sumur pada seam yang telah terpilih. Pada Tahap Dewatering air terproduksi dari keempat Sumur CBM mempunyai konsentrasi Chloride (Cl-) yang terukur sebesar 400 ppm. Kandungan gas metana berkisar antara 93 – 97 %, dan gas yang terproduksi di flare.
Keberhasilan pembuktian gas dari pilot project CBM, telah mendorong kepercayaan industri untuk mengembangkan sumber daya CBM ini, dengan telah ditandatanganinya KKS CBM Pertama pada tanggal 27 Mei 2008 dan tahun 2008 juga dicanangkan sebagai tahun CBM. Sampai dengan tahun 2011 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menghasilkan 42 Kontrak KKS CBM.